Klinik Apollo, Jakarta – Tidak hanya wanita normal, ternyata sifilis juga dapat menyerang ibu hamil.
Sifilis yang merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) menginfeksi melalui hubungan intim.
Tidak hanya itu, sifilis pada ibu hamil juga bisa berdampak kepada janin yang dikandungnya. Salah satunya adalah buah hati tertular penyakit sifilis. Oleh karenanya, Anda harus waspada sebagai seorang ibu!
Para bumil memerlukan pengetahuan mengenai sifilis pada ibu hamil yang mencakup pengertian, ciri-ciri, dan pengobatannya agar bisa melakukan tindakan cepat jika bakteri teridentifikasi dalam tubuh.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Apa Itu Sifilis pada Ibu Hamil?
Sifilis atau orang-orang awam mengenalnya sebagai raja singa merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri Treponema pallidum adalah penyebab penyakit sifilis.
Infeksi sifilis sangat mudah menular melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral. Penularan berisiko apabila hubungan intim terlaksana tanpa kondom.
Penyakit tersebut juga dapat menyebar dari kontak langsung atau sentuhan terhadap kulit yang terluka akibat infeksi.
Luka yang muncul akibat sifilis merupakan tanda awal. Luka bisa timbul di organ intim, anus, atau mulut. Kehadiran luka (chancre) mungkin jarang ada yang menyadarinya karena tidak menimbulkan nyeri.
Sementara itu, sifilis pada ibu hamil adalah keadaan seorang wanita yang memasuki kehamilan, sementara ada bakteri yang menginfeksi. Infeksi terjadi ketika bakteri masuk ke tubuh saat berhubungan.
Penyakit raja singa yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebar kepada janin, dan gejalanya umumnya dikenal sebagai sifilis kongenital. Infeksi ini terjadi pada janin dalam kandungan atau sebelum kelahirannya.
Karena sangat berisiko kepada bayi, seorang ibu yang memiliki penyakit sifilis perlu menangani sedini mungkin.
Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Ibu Hamil
Gejala sifilis memiliki risiko yang berbeda pada setiap tahapnya (primer, sekunder, laten, tersier).
Setiap wanita hamil, mungkin memiliki ciri-ciri yang berbeda, tergantung infeksi bakterinya.
Untuk berjaga-jaga, berikut adalah ciri-ciri sifilis yang sesuai tahap infeksinya.
1. Sifilis Primer
Ciri-ciri awal sifilis adalah munculnya luka kecil dan keras yang disebut chancre. Luka ini biasanya terletak di daerah vagina atau mulut, muncul sekitar 3-12 minggu setelah infeksi.
Anda tidak berarti terbebas dari sifilis sekalipun luka ini bisa sembuh sendiri dalam waktu lima minggu. Infeksi masih bisa menyebar melalui aliran darah.
2. Sifilis Sekunder
Ketika sifilis mencapai tahap sekunder (stadium 2), gejala yang muncul pada bumil akan berupa ruam merah kecil yang biasanya terlihat di telapak tangan dan kaki.
Tidak hanya ruam, biasanya akan ada ciri lain yang ikut muncul, seperti demam, hilangnya nafsu makan, radang tenggorokan, dan munculnya kutil di daerah genital.
Tahap ini menandakan bahwa infeksi sifilis telah berkembang menjadi tahap yang lebih serius dan perlu penanganan medis segera.
3. Sifilis Laten
Ketika seorang wanita sedang hamil dan terinfeksi sifilis, ada tahap yang disebut tahap laten. Pada tahap ini, ciri sifilis awal yang mungkin pernah ada bisa menghilang.
Mungkin, sulit untuk menyadari bahwa seseorang masih terinfeksi. Akan tetapi, bakteri Treponema pallidum, bisa tetap bersembunyi dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun.
Berarti, gejalanya mungkin saja tidak muncul lagi selama beberapa tahun ke depan. Namun, dalam beberapa kasus, gejala-gejalanya bisa kembali muncul dengan kondisi yang lebih parah.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
4. Sifilis Tersier
Sebagai penyakit yang tergolong serius, sifilis bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Jika infeksinya berkembang hingga tahap akhir, dampak yang lebih buruk bisa mengintai pengidap.
Sifilis tersier menjadi tahap akhir yang paling berbahaya dari semua tahap raja singa yang ada. Mengapa demikian? Karena infeksi sudah menyebar di dalam tubuh penderita.
Biasanya, ibu hamil yang mengalami raja singa tahap tersier, akan muncul sejumlah tanda, yaitu gangguan penglihatan yang berujung kebutaan, kerusakan organ dalam, gangguan neurologis, dan risiko penularan ke buah hati menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: 3 Gejala Sifilis Tersier, Tahapan yang Dapat Merusak Tubuh
Pengobatan yang Tepat untuk Sifilis pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang terinfeksi sifilis biasanya diobati dengan obat antibiotik jenis tertentu dengan dosis yang berbeda, tergantung tahapan penyakitnya.
Ketika sedang dalam pengobatan, ibu hamil perlu terus diawasi oleh dokter. Ini penting supaya dokter bisa memastikan obatnya berfungsi baik dan tidak menyebabkan masalah kesehatan lain.
Selain informasi tambahan, saat bumil menderita sifilis, sebaiknya ia tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan sampai infeksinya sembuh setelah pengobatan berhasil dilakukan.
Penyakit sifilis bisa menyerang siapa saja. Namun, risikonya lebih tinggi bagi mereka yang sering berganti pasangan tanpa kondom, terinfeksi HIV, dan berhubungan dengan orang yang memiliki sifilis.
Jadi, yang terbaik untuk mencegah sifilis adalah selalu berperilaku seksual yang aman. Penting untuk selalu pakai kondom saat berhubungan seks dan hindari berbagi alat bantu seks dengan orang lain.
Sementara itu, bagi wanita yang akan menikah, sebaiknya lakukan tes penyakit menular seksual bersama pasangan sebelum pernikahan untuk mencegah sifilis.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Konsultasi Bahaya Sifilis pada Ibu Hamil di Klinik Apollo
Sifilis yang menyerang wanita, terutama yang mengandung buah hati harus segera ditangani. Jika itu terjadi pada Anda, sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter spesialis.
Tidak hanya berdampak pada ibu, sifilis juga bisa berbahaya bagi janin karena dapat merusak otak, lahir secara prematur, kematian, dan lain-lain. Oleh karenanya, jangan ragu untuk menjalani pemeriksaan.
Klinik Apollo adalah tempat pengobatan untuk penyakit menular seksual, termasuk sifilis. Dengan harga yang terjangkau, kami akan melayani Anda setulus hati.
Konsultasikan keluhan Anda mengenai sifilis pada ibu hamil kepada Dokter Klinik Apollo. Dokter akan meninjau lebih lanjut dan memberikan obat yang tepat. Anda bisa sembuh, maka mulai saja dulu. Konsultasi online gratis di bawah ini.