Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis pada wanita kerap kali meresahkan penderitanya karena begitu banyak gejala yang muncul, apalagi perkembangan infeksinya yang potensial.
Menerapkan hubungan intim yang sehat sangat penting agar terhindar dari penyakit menular seksual seperti sifilis.
Hal ini bermaksud untuk menghindari diri dari infeksi bakteri yang sangat rentan menyebar ke lingkungan sekitar, termasuk kepada pasangan Anda.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Penyebab Sifilis pada Wanita
Penyebab sifilis adalah Treponema pallidum, bakteri yang dapat menyerang siapa pun, termasuk wanita. Bakteri tersebut dapat menginfeksi sejumlah bagian tubuh manusia.
Adapun tempat infeksi yang dapat ditargetkan oleh Treponema pallidum, di antaranya alat kelamin, kulit, mulut, hingga sistem saraf.
Aktivitas seksual melalui vaginal, oral, dan anal menjadi media bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh. Misalkan, seks oral yang menggunakan bibir, mulut, dan lidah.
Bibir, mulut, dan lidah acapkali menjadi perantara untuk merangsang alat kemaluan. Diketahui, cara ini paling berisiko menyebabkan tersebarnya penyakit sifilis.
Selain hubungan intim, berikut sejumlah faktor risiko yang meningkatkan penularan sifilis pada wanita:
- Wanita yang aktif berhubungan seksual sejak dini.
- Bercinta dengan lebih dari satu laki-laki.
- Hubungan seksual dengan sesama jenis.
- Individu yang memakai jarum suntik, tato, atau akupuntur secara bergantian dengan pengidap.
- Perempuan hamil yang menderita sifilis berpotensi menularkan infeksi kepada janin.
- Orang yang menderita infeksi menular seksual.
Baca Juga: Sifilis pada Wanita Dewasa: Infeksi yang Perlu Diwaspadai
Apakah Sifilis Bisa Menular Melalui Alat Makan?
Penyakit raja singa atau sifilis hanya menular melalui sentuhan langsung.
Penggunaan alat makan, seperti piring, sendok, garpu tidak berpengaruh apa pun terhadap orang lain.
Beberapa benda lain, seperti pakaian, toilet, dan kolam renang pun juga tidak mendatangkan bakteri sifilis.
Hal ini karena bakteri tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia.
Gejala Sifilis pada Wanita
Pada perempuan, gejala yang timbul sama halnya dengan gejala sifilis pada pria, sama-sama bertahap dan bervariasi. Akan tetapi, sifilis bisa saja tidak memunculkan gejala.
Semakin lama pengobatan, maka semakin lambat juga kesembuhan yang penderita dapat.
Hal ini karena setiap stadium dari penyakit raja singa memiliki masing-masing tanda.
Berikut adalah gejala sifilis pada wanita yang sesuai dengan stadiumnya.
- Sifilis primer
Luka berbentuk bulat, berukuran kecil, tidak sakit, tetapi menular.
Luka yang menetap selama 2 hingga 6 minggu ini dapat terjadi di bagian leher rahim, vagina, anus, rektum, atau mulut.
- Sifilis sekunder
Pada tahap awal, infeksi yang menumbuhkan tonjolan kecil sering tidak menimbulkan rasa sakit sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya.
Jika penderita tidak meminta bantuan dokter untuk mendeteksi infeksi tahap awal, gejala sekunder akan muncul dalam waktu 3–12 minggu yang berupa ruam di kulit.
Sifilis stadium dua ini umumnya menimbulkan bintil-bintil di kulit yang tidak gatal di mulut, vagina, atau anus sehingga banyak yang menganggap bahwa itu menjadi gejala penyakit lain.
Selain ruam, terdapat gejala lain dari sifilis sekunder, yaitu tubuh mengalami demam, kelelahan, rambut rontok, nyeri otot, berat badan menurun, dan lain sebagainya.
- Sifilis laten
Stadium 3 atau laten dapat muncul apabila orang yang terinfeksi sifilis tidak mengobati tahap sekunder. Tahap laten muncul pada 12 bulan pertama setelah individu terinfeksi.
Tidak ada tanda-tanda spesifik pada penderita sifilis laten. Akan tetapi, bakteri masih menetap dalam tubuh. Penyakit jenis ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Jadi, sebelum berkembang menjadi tahap tersier, penderita harus mengobati tahap laten secepatnya. Sebab, tahap tersier bukanlah golongan sifilis yang mudah diobati.
- Sifilis tersier
Tersier adalah tahap akhir dari penyakit sifilis yang dapat merusak mata, jantung, dan pembuluh darah.
Jika terjadi sesuatu yang tidak nyaman pada mata, Anda bisa melakukan tes buta warna dengan dokter, untuk melakukan pengecekan.
Kemudian, penderita bisa mengalami kondisi yang tidak disangka apabila mengalami sifilis pada tahap tersier, seperti pandangan yang rusak secara perlahan, demensia, kehilangan pendengaran, mati rasa, dan neurosifilis.
Pengobatan Sifilis pada Wanita
Sifilis pada wanita yang sudah didiagnosis pada tahap primer hingga sekunder termasuk mudah disembuhkan.
Dokter memberikan resep antibiotik yang menggunakan metode suntik tunggal.
Dokter mungkin akan memberikan perawatan intensif apabila pasien terdiagnosis sifilis tersier atau mengalami neurosifilis.
Penyembuhan secara teratur dapat menghambat, bahkan menghentikan infeksi Treponema pallidum hingga sembuh total.
Perhatikan, saat pengobatan selama dan setelah 2 pekan, pasien harus menghindari semua kegiatan seksual agar terhindar dari risiko kekambuhan atau menularkan kepada orang lain.
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Komplikasi
Kesehatan kaum Hawa bisa terancam apabila tidak menangani sifilis dengan segera. Serangkaian komplikasi yang muncul akibat sifilis tidak diobati adalah sebagai berikut:
- Benjolan kecil atau tumor yang berkembang di organ tubuh, seperti tulang, hati, dan kulit.
- Menderita nyeri di kepala, stroke, meningitis, dan gangguan pendengaran.
- Pembuluh darah dan katup jantung berisiko terkena gangguan.
- Penderita berisiko HIV.
- Komplikasi kehamilan, seperti kematian bayi dalam perut ibu.
Pencegahan
Terapkan perilaku seksual yang aman merupakan cara paling baik untuk mencegah penularan sifilis. Usahakan untuk selalu menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim.
Lakukan tes infeksi penyakit menular seksual oleh calon pengantin sebelum menikah, itu termasuk upaya pencegahan sifilis.
Bagi ibu hamil atau perempuan yang merencanakan kehamilan, sebaiknya lakukan tes darah untuk memastikan infeksi sifilis.
Itulah informasi seputar sifilis pada wanita. Jika Anda mencurigai tanda-tanda yang muncul seperti di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami. Semoga informasi ini bermanfaat.