Klinik Apollo, Jakarta – Setiap penyakit menular seksual, termasuk sifilis memiliki gejala yang tidak boleh disepelekan.

Pasalnya, infeksi yang disebut raja singa tersebut dapat menyerang pria dan wanita.

Gejala penyakit sifilis juga dapat muncul pada ibu hamil yang bisa berakibat fatal terhadap janin apabila tidak melakukan pengobatan sifilis pada ibu hamil.

Meskipun bisa menular kepada siapa pun, pasangan yang gay, biseksual, PSK, bergonta-ganti pasangan, pengidap HIV/AIDS mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit menular ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Saja Gejala Penyakit Sifilis yang Muncul di Tubuh?

Penyakit sifilis memiliki beberapa tahap. Tahapan-tahapannya, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier.

Di tahap laten, penderita tidak merasakan gejala sama sekali. Hal ini berbeda ketiga jenis lainnya.

Yang sering terjadi, gejala infeksi awal muncul di tempat yang dihinggapi bakteri Treponema pallidum. Tanda yang muncul dapat berkembang tiga pekan setelah terinfeksi.

Sekalipun demikian, tidak semua pengidap mengalami gejala. Ada juga orang-orang yang tidak bergejala sama sekali.

Pada orang dewasa, beberapa gejala sifilis yang dapat muncul adalah sebagai berikut.

Baca Juga: Beragam dan Berbahaya, Inilah 4 Jenis Sifilis yang Harus Dipahami

1. Lesi ( Primer)

Gejala yang timbul pada tahap awal infeksi ‘primer’ akan muncul dalam rentang waktu 10 hingga 90 hari setelah terpapar bakteri.

Awal mula gejala ini dicirikan oleh kemunculan satu atau beberapa lesi kulit. Lesi yang tampak memiliki ciri khas, yaitu berbentuk bulat, bertekstur lembut, dan umumnya tidak menyakitkan.

Ada kalanya, pada beberapa individu, mengingat lesi tersebut tidak memicu sensasi sakit, tanda tersebut cenderung diabaikan tanpa kesadaran bahwa itu merupakan dampak penyakit sifilis.

Lesi kecil ini dapat muncul pada area mulut atau organ kelamin, termasuk bagian dalam vagina, anus, dan mulut.

Walaupun gejala sifilis pada tahap primer bisa memudar dalam jangka waktu tiga hingga enam minggu, ingatlah bahwa pasien tetap memerlukan obat pada tahap ini.

2. Ruam-ruam Merah (Sekunder)

Tahap sekunder atau lanjutan bisa muncul jika penderita tidak mengobati infeksi pertama dengan pengobatan yang tepat.

Ketika berada di fase ini, pengidap akan memiliki sejumlah ruam yang bersarang di tempat yang terinfeksi mikroba, bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Ruam ini memiliki warna yang mungkin berbeda, bisa merah atau cokelat kemerahan. Walaupun tidak gatal, infeksi masih bisa ditularkan kepada orang lain.

Jadi, Anda harus berhati-hati. Tanda tersebut dapat muncul di telapak tangan, kaki, atau organ tubuh lainnya.

Karena pengidap tidak merasakan gatal akibat ruam dan terkadang samar, banyak orang yang tidak sadar akan timbulnya ruam-ruam ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Sekunder)

Pembesaran kelenjar getah bening merupakan ciri yang bisa timbul ketika seseorang mengalami tahap kedua penyakit sifilis.

Perluasan kelenjar getah bening bisa terjadi di berbagai lokasi tubuh, terutama di wilayah sekitar lesi atau ruam yang ada.

Jika memunculkan kelenjar getah bening, umumnya, ukuran dari itu tidak terlalu besar, tidak menimbulkan rasa nyeri, cenderung lembut, dan bergerak dengan mudah di bawah kulit.

Kemunculan dari pembengkakan ini biasanya bersamaan dengan ruam kulit yang tidak terasa gatal.

4. Rambut yang Rontok (Sekunder)

Rambut yang rontok dan menghilang akibat stadium dua ini memiliki kesamaan dengan alopecia areata, keadaan rambut rontok yang umumnya dihadapi oleh penderita masalah autoimun dan menghasilkan kebotakan di kulit kepala.

Kondisi kerontokan rambut yang terkait dengan sifilis bernama alopesia sifilis, kondisi yang mengacu pada kebotakan, yang bisa muncul dalam skala luas atau membentuk pola seperti jejak gigitan ngengat.

5. Gejala yang Mirip Penyakit Flu (Sekunder)

Tidak hanya tanda-tanda di atas, gejala yang mirip dengan penyakit flu juga dapat menyertai penderita sifilis tahap sekunder.

Beberapa gejala flu yang menyertai penderita, yaitu demam, nyeri di tenggorokan, terlalu lelah, sakit otot, dan nyeri di bagian kepala.

Jangan sampai sifilis tahap ini tidak diobati karena dapat berlanjut ke tahap laten. Walau tidak bertanda, sifilis fase ketiga ini masih dapat menyebar kepada pasangan atau lingkungan Anda.

6. Kerusakan Organ Tubuh (Tersier)

Sifilis memiliki tahapanan yang sangat parah, melebihi ketiga tahapan lainnya. Fase ini bernama tersier.

Pada sifilis tahap ini, jantung, mata, otak, dan tulang dapat mengalami kerusakan. Misalnya, kerusakan yang terjadi di otak dan sistem saraf pusat.

Ada satu kondisi yang disebut neurosifilis. Neurosifilis adalah bentuk sifilis yang berpengaruh di sistem saraf pusat.

Gejala bisa beragam, termasuk sakit kepala parah, gangguan mental, kelemahan otot, perubahan perilaku, kesulitan berbicara, dsb. Tanpa pengobatan, neurosifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Demikian pembahasan mengenai gejala penyakit sifilis. Jika Anda mencurigai, bahkan sudah menyadari gejalanya, jangan sungkan untuk melakukan pengobatan kepada kami. Kami siap membantu Anda secara profesional.

Join to newsletter.

Informasi terupdate penyakit kelamin.

About the Author: Muhammad Yusuf Shabran

Pemuda yang senang dengan dunia cerpen. Telah berkecimpung dalam bidang kepenulisan di beberapa media siber. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer di Klinik Apollo.

Butuh bantuan kami?

Hubungi kami di 0812-1230-6882

Tim medis kami online 24 jam/hari.