Klinik Apollo, Jakarta – Selama masa subur atau seiring bertambahnya umur, benjolan di bibir vagina dapat terjadi.

Akan tetapi, tonjolan tersebut bisa menjadi tanda adanya penyakit yang harus diatasi.

Pasalnya, benjolan di bibir vagina dapat disertai gatal atau nyeri yang membuat wanita tidak nyaman baik saat berkemih maupun berhubungan seksual.

Sangatlah wajar apabila kondisi tersebut memerlukan penanganan. Jadi, segera konsultasikan kepada dokter jika masalah medis ini mengintai diri Anda.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Itu Bibir Vagina?

Bibir vagina atau labia adalah lipatan kulit yang membentuk vulva (bagian luar organ genital wanita). Lipatan kulit ini meliputi klitoris, lubang vagina, dan uretra.

Bibir vagina terdiri dari dua bagian yang berbeda. Pertama, labia mayora. Kedua, labia minora. Labia mayora adalah bibir vagina di bagian luar yang memiliki struktur tebal.

Sementara itu, labia minora adalah bibir vagina di bagian dalam yang memiliki bentuk lebih tipis dan ukuran lebih kecil. Bibir vagina bagian dalam tersebut membentang dari klitoris hingga merambat ke arah bawah.

Kedua komponen vulva ini memiliki variasi dalam hal warna, ukuran, bentuk, dan ketebalan pada setiap individu.

Organ yang berfungsi sebagai pelindung organ-organ reproduksi eksternal ini dapat membuat hubungan intim terasa lebih menyenangkan dan tidak perih. Hal ini disebabkan oleh pemberian pelumas dari labia minora.

Baca Juga: Bibir Vagina Bengkak pada Wanita

Penyebab Benjolan Tumbuh di Bibir Vagina

Benjolan yang tumbuh di organ reproduksi wanita bagian luar dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kista bartholin hingga herpes genital.

Adanya tanda tersebut harus diwaspadai, terlebih rasa perih, gatal, dan kemerahan di bagian kulit. Itu menandakan bahwa vagina tidak sehat.

Berikut adalah beberapa penyebab yang dapat menumbuhkan benjolan di bibir vagina.

  • Kista Bartholin

Kista bartholin merupakan pemicu yang pertama dari benjolan di labia. Bartholin terletak di area bibir vagina dan memiliki peran penting dalam melepaskan pelumas untuk menjaga kelembaban vagina.

Dalam situasi tertentu, kelenjar bartholin dapat tertutup, mengakibatkan cairan tidak bisa keluar dari kelenjar. Ini dapat menimbulkan kista, di mana terjadi pembengkakan di daerah tersebut.

Apabila infeksi terjadi, benjolan yang muncul dapat berisi nanah atau abses. Gejala infeksi meliputi demam, kulit merah, serta ketidaknyamanan saat bergerak, duduk, atau bercinta.

  • Folikulitis

Folikulitis merupakan peradangan di bagian kelenjar atau folikel rambut di berbagai area tubuh, termasuk daerah rambut kemaluan. Biasanya, kondisi ini timbul akibat infeksi bakteri.

Terdapat beberapa faktor yang bisa menginduksi terjadinya folikulitis di labia pada wanita, seperti kerusakan kulit karena menghilangkan bulu kemaluan dan gesekan antara rambut kemaluan.

Ketika folikulitis muncul di sekitar labia, seorang perempuan, mungkin mengalami sensasi nyeri, rasa gatal, atau keberadaan benjolan berisi nanah.

  • Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh Human papillomavirus (HPV). Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seksual yang tidak baik.

Adapun aktivitas seksual yang tidak aman, seperti tanpa kondom dan berganti-ganti pasangan. Individu yang terinfeksi HPV dapat mengalami berbagai gejala.

Kutil kelamin memang tidak sakit, tetapi penderita akan merasakan gatal, sensasi terbakar, keputihan yang tidak normal, bahkan perdarahan di kutil.

Seandainya kondisi ini terjadi, hindari memecahkan kutil atau mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter untuk mencegah komplikasi.

  • Herpes Genital

Herpes genital (kelamin) adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang dapat menyerang pria maupun wanita.

Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks. Gangguan kesehatan ini acapkali tidak menimbulkan tanda yang jelas. 

Jika gejala muncul, biasanya penderita akan mengalami luka lepuh di sekitar vagina atau bibir vagina, sakit ketika buang air kecil, dan keputihan abnormal.

Belum ada penyembuhan yang efektif untuk herpes genital hingga sekarang. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah herpes kambuh kembali.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Bagaimana Cara Menghilangkan Benjolan di Bibir Vagina?

Cara menghilangkan benjolan di bibir vagina adalah dengan obat-obatan medis yang sesuai penyebabnya.

Misalnya, antibiotik dan antivirus. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan.

Selain itu, berikut adalah perawatan tambahan untuk mengatasi pembengkakan di bibir vagina:

  • Mengompres area yang terkena dengan kain hangat.
  • Beristirahat dengan waktu yang cukup dan rutin membersihkan area kemaluan.
  • Jika benjolan muncul setelah mencukur atau waxing bulu kemaluan, hindari aktivitas tersebut sampai benjolan sembuh total.
  • Menggunakan pakaian dalam yang tidak ketat dan terbuat dari bahan yang bernapas untuk menghindari gesekan yang berlebihan.
  • Berendam dengan air yang tercampur dengan garam.

Tidak perlu malu untuk berkonsultasi dan memeriksa kesehatan organ reproduksi pada dokter karena Anda akan mendapatkan pengobatan yang tepat nantinya.

Itu tadi pembahasan mengenai benjolan di bibir vagina. Hubungi kami untuk mendapatkan solusi jika Anda menderita pembengkakan tersebut atau penyakit kelamin lainnya.

Join to newsletter.

Informasi terupdate penyakit kelamin.

About the Author: Muhammad Yusuf Shabran

Pemuda yang senang dengan dunia cerpen. Telah berkecimpung dalam bidang kepenulisan di beberapa media siber. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer di Klinik Apollo.

Butuh bantuan kami?

Hubungi kami di 0812-1230-6882

Tim medis kami online 24 jam/hari.