Klinik Apollo, JakartaPenyakit Menular Seksual (PMS) mencakup sejumlah infeksi yang dapat ditularkan melalui praktik seksual tanpa pengaman, seperti hubungan intim tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau melalui transfusi darah yang terkontaminasi.

Kasus PMS terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir, memerlukan pemahaman mendalam mengenai definisi, jenis-jenis, dan faktor risiko yang memicu penularannya.

Berikut ini kita akan membahas mengenai pemahaman awal mengenai PMS. Mulai dari definisi umum hingga jenis-jenis PMS yang perlu diwaspadai, serta faktor risiko yang dapat mempercepat penularannya.

Tujuannya adalah agar masyarakat dapat memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang PMS. Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa itu Penyakit Menular Seksual?

Ilustrasi Pengertian Penyakit Menular Seksual

Ilustrasi Pengertian Penyakit Menular Seksual (Sumber: canva.com)

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah kelompok penyakit yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual tanpa pengaman.

Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang menyebar melalui kontak seksual, baik vaginal, oral, atau anal. PMS termasuk sejumlah kondisi kesehatan yang serius, seperti sifilis, gonore, HIV/AIDS, herpes genital, dan lainnya.

Penularan PMS terjadi ketika seseorang terinfeksi mikroorganisme penyebab PMS dan kemudian melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang tidak terinfeksi atau melibatkan pertukaran cairan tubuh.

Oleh karena itu, pemahaman dasar mengenai definisi PMS, faktor risiko, gejala, serta upaya pencegahan menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan seksual dan mencegah penyebaran infeksi.

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS) mencakup berbagai jenis infeksi yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual.

Jenis-jenis PMS ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan parasit.

Berikut adalah jenis-jenis PMS, berserta penyebab dan gejalanya, yaitu:

1. Sifilis (Penyakit Raja Singa)

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, dan menunjukkan gejala dalam beberapa fase.

Pertama ada fase primer, ditandai dengan chancre dan pembengkakan kelenjar getah bening. Fase sekunder melibatkan ruam, gejala flu, dan kerontokan rambut.

Fase laten tidak menunjukkan gejala, tetapi bakteri tetap aktif. Tahap tersier dapat merusak organ internal dan sistem saraf.

Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan chancre atau cairan tubuh penderita, khususnya melalui hubungan seksual tanpa kondom. Penting untuk mencari pengobatan segera dengan antibiotik, karena penanganan dini mencegah komplikasi serius.

2. Gonore (Kencing Nanah)

Penyakit gonore, atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, gejalanya berupa nyeri saat buang air kecil dan keluarnya cairan dari saluran kelamin.

Pada beberapa kasus, infeksi dapat bersifat tanpa gejala. Penularan biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman.

Pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan penyebaran infeksi, karena bakteri ini dapat menjadi resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.

Oleh karena itu, deteksi dini dan tindakan cepat menjadi kunci dalam mengatasi gonore.

Baca Juga: Gonore Sudah Sembuh namun Tetap Keluar Cairan

3. Klamidia

Klamidia adalah jenis PMS yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, seringkali tanpa gejala pada tahap awal, membuatnya sulit terdeteksi.

Namun, ketika gejala muncul, mereka dapat mencakup nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari saluran kelamin, dan nyeri perut bagian bawah pada wanita.

Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, khususnya melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Klamidia dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati, seperti infeksi saluran reproduksi dan masalah kesuburan.

Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan segera menjadi krusial untuk mengatasi klamidia dan mencegah dampak negatif jangka panjang.

4. HIV/AIDS

HIV/AIDS, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, menunjukkan dua fase utama dengan gejala yang berbeda.

Pada fase HIV, gejala umum termasuk demam, sakit tenggorokan, dan ruam. Pada fase AIDS, sistem kekebalan tubuh telah parah rusak, mengakibatkan seringnya infeksi oportunistik dan kondisi kesehatan yang parah.

Penularan HIV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, cairan vagina, dan air mani, terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke janin selama kehamilan atau menyusui.

Pencegahan penularan, deteksi dini melalui pengujian HIV, dan pengelolaan kondisi ini melalui terapi antiretroviral (ART) adalah kunci dalam mengatasi HIV/AIDS.

5. Herpes Genital

Herpes genital, jenis PMS yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV), ditandai dengan munculnya lepuhan atau luka di area genital.

Gejala lainnya termasuk rasa gatal, terbakar, dan nyeri pada daerah terinfeksi. Seringkali, infeksi herpes genital dapat bersifat kambuhan, dengan periode gejala aktif dan masa tenang tanpa gejala.

Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau lepuhan pada kulit yang terinfeksi, khususnya melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Virus ini dapat menular, baik pada masa gejala aktif maupun tanpa gejala.

Meskipun herpes genital tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkan sepenuhnya, pengobatan antiviral dapat membantu mengelola gejala dan mengurangi tingkat penularan.

6. Kutil Kelamin atau HPV (Human Papillomavirus)

Kutil kelamin, atau kondiloma akuminata, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV).

Gejala utamanya adalah pertumbuhan benjolan kecil yang mirip kutil di daerah genital, anus, atau mulut. Kutil ini dapat muncul secara tunggal atau berkelompok.

Meskipun sering kali tidak menyebabkan rasa nyeri, dapat terjadi gatal atau iritasi. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi HPV, terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman.

Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan. Meskipun kutil kelamin umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan serius, pengobatan mungkin diperlukan untuk menghilangkan kutil dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

7. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit protozoa Trichomonas vaginalis.

Gejala utama melibatkan gatal-gatal, nyeri, dan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap dari saluran genital.

Pada wanita, trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berubah warna menjadi kuning atau hijau. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman.

Meskipun pria dapat menjadi pembawa tanpa gejala, infeksi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada wanita, termasuk risiko tinggi untuk infeksi lainnya dan komplikasi selama kehamilan.

Penting untuk memahami berbagai jenis PMS ini agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengelola infeksi dengan segera melalui konsultasi medis.

Cara Mencegah PMS

Cara mencegah terinfeksi penyakit menular seksual, melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:

  • Penggunaan kondom.
  • Vaksinasi seperti vaksin HPV.
  • Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini.
  • Edukasi seksual.
  • Pengujian teratur bagi individu berisiko tinggi.

Komunikasi terbuka dengan pasangan, danpengobatan pasangan juga berperan penting. Pelatihan penggunaan kondom secara benar juga jadi faktor pendukung pencegahan.

Upaya ini, jika dilakukan secara kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, mengurangi risiko penularan, dan efektif dalam mengendalikan penyebaran PMS.

Baca Juga: Cara Mengobati Penyakit Sifilis Hingga Tuntas

Metode Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Tergantung pada jenis penyakit menular seksual (PMS), metode pengobatan bisa bervariasi, namun umumnya melibatkan:

  • Antibiotik: Untuk PMS bakteri seperti sifilis, gonore, dan klamidia.
  • Antiviral: Digunakan untuk PMS viral seperti herpes genital dan HIV.
  • Antiparasit: Untuk PMS yang disebabkan oleh parasit seperti Trichomonas vaginalis.
  • Pengobatan simtomatik: Untuk mengelola gejala, seperti krim atau salep untuk gatal.
  • Vaksinasi: Untuk mencegah beberapa PMS, seperti vaksin HPV.
  • Perubahan gaya hidup: Misalnya, pada HIV, dapat melibatkan perubahan diet dan perilaku seksual.
  • Pencegahan dan edukasi: Pentingnya praktik seks yang aman dan penggunaan kondom.

Penting untuk konsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Konsultasi Seputar PMS di Klinik Apollo Jakarta

Konsultasi Seputar PMS di Klinik Apollo Jakarta

Klinik Apollo Jakarta Spesialis Penyakit Menular Seksual (Sumber: klinikapollojakarta.com)

Jika Anda sedang merasa ada masalah dengan kesehatan seksual, tenang aja! Langsung datang saja ke Klinik Apollo, kita adalah ahlinya penyakit menular seksual.

Kita juga punya tim medis yang ahli dan profesional, serta dilengkapi dengan fasilitasnya yang memadai.

Pastiin kalau Anda tidak ragu untuk konsultasi sama kita ya! Anda bisa chat dokter via WhatsApp di nomor 0812-1230-6882. Jangan khawatir konsultasinya GRATIS kok!

Langsung saja hubungi Klinik Apollo untuk buat janji, agar kita cepat tanganin dan kasih solusi yang tepat. Ingat, kesehatan Anda itu yang paling penting!

Join to newsletter.

Informasi terupdate penyakit kelamin.

About the Author: Prasss

Anda tidak akan tahu siapa saya! Saya sedang menjadi ikan!

Butuh bantuan kami?

Hubungi kami di 0812-1230-6882

Tim medis kami online 24 jam/hari.