Klinik Apollo, Jakarta – Dokter akan mengetahui penyebab impoten dengan melakukan beberapa tes dan pemeriksaan.

Impoten atau impotensi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang sesuai untuk hubungan seksual.

Sebagian pria dewasa menderita impoten dalam jangka panjang. Beberapa pria akan menderita impoten di beberapa titik dalam hidupnya.

Penting untuk dipahami bahwa dalam kebanyakan kasus, impoten adalah gejala dari masalah mendasar lainnya.

Impoten disebut tidak normal pada usia berapa pun dan mungkin terkait dengan masalah lain yang dapat mengganggu hubungan seksual seperti kurangnya hasrat seksual, masalah orgasme dan masalah ejakulasi.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Ketahui Penyebab Impoten Pada Pria

Impoten dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Penyakit pembuluh darah

Pasokan darah ke penis dapat tersumbat atau dapat menyempit akibat penyakit pembuluh darah seperti aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

2. Gangguan saraf (seperti multiple sclerosis)

Saraf yang mengirim impuls ke penis bisa rusak akibat stroke, diabetes (kencing manis) atau penyebab lainnya.

3. Keadaan psikologis

Ini termasuk stress, depresi atau kurangnya rangsangan dari otak dan kecemasan kinerja.

4. Trauma

Cedera dapat menyebabkan gejala impoten.

5. Penyakit kronis, obat-obatan tertentu dan penyakit Peyronie

Operasi untuk kanker prostat, operasi untuk kandung kemih dan operasi untuk usus besar juga dapat menjadi faktor penyebabnya.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Cara Mengobati Impoten Pada Pria

Impotensi, atau disfungsi ereksi, adalah kondisi di mana pria tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Ada berbagai penyebab impotensi, termasuk faktor fisik dan psikologis.

Berikut beberapa cara mengobati impotensi pada pria:

1. Pengobatan medis

  • Obat-obatan: Obat-obatan seperti sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), dan vardenafil (Levitra) dapat membantu meningkatkan aliran darah ke penis dan membantu pria mencapai ereksi.
  • Terapi hormon: Terapi hormon dapat membantu meningkatkan kadar testosteron pada pria yang mengalami impotensi akibat kekurangan testosteron.
  • Suntikan penis: Suntikan alprostadil atau papaverine dapat membantu meningkatkan aliran darah ke penis dan membantu pria mencapai ereksi.
  • Operasi: Operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada pembuluh darah atau saraf di penis yang menyebabkan impotensi.

2. Terapi non-medis

  • Terapi perilaku kognitif: Terapi ini dapat membantu pria mengatasi kecemasan dan stres yang dapat menyebabkan impotensi.
  • Terapi pasangan: Terapi ini dapat membantu pasangan pria untuk berkomunikasi dan mengatasi masalah yang dapat menyebabkan impotensi.
  • Alat bantu ereksi: Alat bantu ereksi seperti vacuum pump dan cincin penis dapat membantu pria mencapai dan mempertahankan ereksi.

Penting untuk diingat:

  • Pengobatan impotensi tergantung pada penyebabnya.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
  • Jangan membeli obat-obatan untuk impotensi tanpa resep dokter.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Segera konsultasikan di Klinik Apollo

Segera Konsultasi di Klinik Kelamin Jakarta

Klinik Apollo adalah klinik kelamin Jakarta, pasien akan langsung ditangani oleh dokter ahli dan staff medis yang handal dibidangnya.

Selain itu biaya pengobatan yang sangat terjangkau. Lokasi klinik yang sangat strategis yang berada di Jakarta, Indonesia.

Klinik Apollo sangat mengutamakan kepuasan dan kesembuhan setiap pasiennya dengan memprioritaskan pasiennya dalam setiap pengobatan dan pelayanannya.

Dan jika mempunyai pertanyaan lainnya seputar penyakit kelamin, Anda bisa menggunakan layanan konsultasi medis online secara gratis.

Join to newsletter.

Informasi terupdate penyakit kelamin.

About the Author: Yulia

Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.

Butuh bantuan kami?

Hubungi kami di 0812-1230-6882

Tim medis kami online 24 jam/hari.